news

Berbisnis dengan Grand Why-nya! Mahasiswa ESQ Business School Kasih Kontribusi Penuh untuk Negeri

By January 19, 2024No Comments

Arsa, Mahasiswi ESQ Business School sekaligus Owner Wastra (Fashion Sustainable) jelaskan bahwa produknya ini dibuat berawal karena kepeduliannya terhadap lingkungan. Sehingga bisa disebut, produknya ini memiliki Grand Why (salah satu materi yang disampaikan di ESQ Business School).

“Ketika kita punya Grand Why dalam hidup, mengetahui meaning and purpose kita, kita akan unstoppable melakukan sesuatu dan selalu ingin berkontribusi untuk sekitar. Salah satunya dalam berbisnis ini,” ucap Arsa saat membuka booth bisnisnya di Cibis Park Jakarta Selatan dalam pameran bisnis Pasar Lokal dari ESQ Business School.

Pameran bisnis di lingkup eksternal ini digelar hari Selasa tanggal 9 Januari 2024 dari pagi hingga sore.

Arsa lanjutkan, “Grand Why kita membuat produk ini adalah untuk mengangkat isu lingkungan yaitu banyaknya industri tekstil yang sangat berbahaya melalui pencemaran lingkungan, pencemaran air.

Akhirnya kita membuat produk bernama Wastra ini. Dimana Wastra, kita buat untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan pewarnaan alami dan pewarnaan teknik mengenai ecoprint atau menggunakan getok palu melalui zat hijau daun (daun-daun telang salah satunya),” bebernya.

Wastra memiliki banyak produk yaitu totebag, pouch, kaos, dan lain-lain. 


Sekilas info, sebagai kampus bisnis, ESQ Business School selalu mengadakan event bisnis tahunan Pasar Lokal. Pasar Lokal selalu diramaikan dengan bazar dari brand bisnis para mahasiswa, live business pitching,  penampilan musik, sampai doorprize.

Pasar Lokal 2024 ini menjadi salah satu aksi nyata dari mata kuliah business development (sebagai Ujian Akhir Semester) serta Program Inkubator Bisnis. Inkubator bisnis merupakan sebuah fasilitas untuk mempelajari dan mempraktekkan proses inovasi bisnis dari pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang tepat.

Sehingga akan sangat bermanfaat bagi para peserta yang ingin menjadi wirausaha yang handal atau profesional di industri inovatif.

Setiap mahasiswa/i atau alumni ESQ Business School akan bekerja sama pada program ini dalam sebuah tim dan mendapatkan bimbingan langsung dari para mentor yang telah berpengalaman di dunia bisnis dan profesional.



Mariah, salah satu dosen ESQ Business School katakan, hari ini para mahasiswanya membuka 9 booth atau belasan bisnis dengan beraneka ragam sajian di antaranya ada food and beverages, bakery and cookies, fashion and style, kids creative edu – tools, services (car wash, photography, and design).

“Di setiap boothnya kalian akan temukan penawaran baru dan spesial dengan produk-produk menarik serta anti mainstream dari para mahasiswanya.

Karena ini dibuka untuk umum dan gratis, maka terbentuk juga relasi dan koneksi dengan orang sekitar,” paparnya.

Bisnis mahasiswa tersebut dilabeli dengan nama yang unik seperti Sapporo, wash.id, cozly coffee, rasaku, green why, bake it, my way, jazzmyn, wastra, keno linked, glutenno, pricare, lowcal food, ayam acoyy, genspreneur, dan lainnya.



Wanita yang ahli di bidang bisnis itu antusias beberkan hal menarik lainnya dari kegiatan di awal tahun 2024 ini.

“Kami juga suguhkan games, doorprize, hiburan berupa live music dan masih banyak moment seru lainnya yang dipersembahkan oleh para mahasiswa angkatan 8 dan 9.

Program ini merupakan project UAS dari mahasiswa. Dimana mahasiswa memperkenalkan dan memasarkan produk mereka. Alhamdulillah acaranya sangat sukses dan lancar karena berbagai macam produk sudah kita pamerkan dan sold out,” tuturnya dengan wajah yang happy.

Mariah berharap, “Semoga untuk project-project berikutnya adalah mahasiswa bisa termotivasi untuk melakukan bisnis dan lebih dikembangkan dengan ide serta inovasi lebih mantab lagi.”

Antusiasme pasar lokal juga dirasakan oleh para mahasiswa ESQ Business School itu sendiri. Mereka ungkapkan insight yang positif dan menaruh harapan ke depan agar lebih amazing dan bermanfaat lagi.

“Produk ini terinspirasi dari orang-orang yang ingin makanan sehat tetapi tetap enak di lidah dan tidak hambar,” kata Irfan, CEO dari Lowcal Food.



Disambungkan olehnya, “Maka dari itu kami membuat produk nasi bakar dari beras merah yang mempunyai beberapa khasiat salah satunya bagi yang ingin menurunkan berat badan atau diet.

Ilmu dari ESQ Business School yang kami ambil yaitu kami mencari unique value proposition dari bisnis kami sehingga berbeda dari yang lain.”

Kata Irfan, keunggulan produk ini dibanding produk lain yaitu memiliki rasa yang beda dari ayam suwir kemangi dan cumi merconnya.

“Harapannya produk ini bisa mengekspansi dan bisa dikenal oleh banyak orang serta mempunyai toko sendiri,” harapnya.


Ada juga Priyanka dari angkatan 9, Founder dari Pricare (Masker organik) 3P 1K yaitu tanpa pengawet, pewarna, dan parfume jadi aman (keamanan) untuk digunakan bagi yang kulit sensitif, ibu hamil bahkan ibu menyusui.

“Nah kami lagi buka booth di Cibis Park dan banyak banget yang beli produk kami. Rame banget. Pricare ini udah kejual di luar dan dalam pulau jawa. Ada 34 distributor yang tersebar di Indonesia,” ungkap Priyanka.

Ia sampaikan bahwa produknya ini didasari atas kepeduliannya terhadap lingkungan dan kesehatan diri dengan menggunakan bahan organik.



“So, buat temen-temen semoga kita sukses bareng dalam bisnis ini. Terimakasih juga kepada para dosen yang ngajarin kami tentang bisnis, integrity, kreativitas, dll.

Terimakasih juga karena kita sudah diberikan kesempatan membranding produk kita di pasar lokal ini. Sehingga membuat kita merasakan atau terjun langsung untuk praktek berbisnis, bukan hanya teori belajar di kelas aja,” tutupnya.

Leave a Reply