Ketua MPR Bambang Soesatyo menuturkan, Indonesia saat ini sedang menghadapi tiga momentum penting. Pertama, momentum bonus demografi karena komposisi penduduk Indonesia didominasi kelompok usia produktif, yang 70 persen di antaranya adalah generasi muda.
Lalu yang Kedua, momentum kebangkitan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Ketiga, momentum menyongsong Visi Indonesia Emas 2045, salah satu targetnya yakni pada usia 100 tahun kemerdekaan Indonesia di tahun 2045 nanti, harus terdapat peningkatan profil angkatan kerja.
Hal ini disampaikan Bamsoet, sapaan akrab Bambang, saat menerima perwakilan dari ESQ Business School, di Jakarta pada tanggal 3 Mei 2023. Perwakilan ESQ Business School yang hadir antara lain Winantuningtyastiti dan Iesje Latief.
Menurut Bamsoet, keberadaan ESQ Business School, sebagai bagian dari keluarga besar ESQ Leadership Center di bawah kepemimpinan Ary Ginanjar Agustian, turut membantu mewujudkan kemajuan bangsa dalam menyongsong ketiga momentum tersebut.
“ESQ Business School, dengan dukungan dari para orang tua asuh yang terlibat, telah memberikan beasiswa pendidikan kepada 500 lebih putri-putri bangsa dari berbagai daerah,” ujarnya.
Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, keberadaan ESQ Business School juga turut berkontribusi dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul dan kompetitif sekaligus menaikkan Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK-PT).
Sebelumnya, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), APK-PT yang menggambarkan jumlah masyarakat yang dapat melanjutkan pendidikan tinggi, pada 2020 baru sekitar 30,85 persen. Indonesia masih tertinggal dibanding Malaysia yang mencapai 50 persen dan Singapura yang lebih dari 70 persen.
“BPS juga melaporkan, dari sekitar 138 juta angkatan kerja pada 2020, hanya sekitar 10-12 persen yang merupakan lulusan perguruan tinggi. Fakta lain, setiap tahun, dari sekitar 3,7 juta lulusan SMA dan sekolah sederajat, sekitar 1,9 juta orang di antaranya tidak melanjutkan kuliah,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menerangkan, tolak ukur pembangunan SDM juga tidak semata dikonversikan pada rujukan angka-angka, tetapi juga memerlukan pemaknaan dari aspek kualitas berupa pembangunan karakter bangsa. Karena sumber daya yang dibutuhkan bukanlah sumber daya robotik, melainkan SDM yang tidak hanya kompeten dan berdaya saing, tetapi juga berhati Indonesia, dan berjiwa Pancasila.
Pembangunan karakter bangsa inilah yang telah, sedang, dan akan terus diperjuangkan MPR melalui pemasyarakatan Empat Pilar.
Empat Pilar MPR tersebut adalah Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah, etika moral serta alat pemersatu bangsa, UUD 1945 sebagai landasan konstitusional, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai konsensus yang harus dijunjung tinggi, serta semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semangat pemersatu bangsa.
“Karena itu, MPR juga telah menjalin kerja sama dengan ESQ Leadership Center dalam memasyarakatkan Empat Pilar, yakni dengan memproduksi konten video paduan Empat Pilar MPR dalam aplikasi Ruang Pelatihan by ESQ, yang bisa di-download secara gratis di berbagai tipe smartphone. Sehingga masyarakat bisa mengakses berbagai materi tentang 4 Pilar MPR RI dari manapun dan kapanpun, tidak terhalang jarak dan waktu,” pungkas Bamsoet.