150 Guru Bimbingan Konseling (BK) Se-Jakarta Selatan hadir langsung ke Menara 165 pada 1 Oktober 2022 untuk mengikuti berbagai acara yang digelar oleh ESQ Business School. Salah satunya yaitu mendengarkan pemaparan Nuha Afifah Zuhri, Mahasiswi Perguruan Tinggi ESQ Business School (EBS) terkait misinya untuk Indonesia Emas 2045 dan The EBS way yang menghantarkannya memiliki misi untuk wujudkan Indonesia Emas itu.
“Saya ingin memberdayakan masyarakat Indonesia untuk menjadi Satria 165. Pertanyaannya, mengapa harus jadi Satria 165? Satria 165 adalah orang orang, masyarakat, manusia yang mengenal apa itu ihsan, iman, dan islam. Sehingga mereka menjadikan Tuhan sebagai tujuannya, menjadikan Tuhan di atas segalanya, menjadikan Tuhan sebagai motivasi terbaik,” katanya dari Auditorium ESQ Business School lantai 18.
Lebih lanjut, “Mungkin ada yang bertanya, mengapa harus Tuhan di atas segalanya, mengapa harus Tuhan menjadi motivasinya? Maka jawabannya adalah kita sebagai manusia itu zero atau nol dan Tuhan itu 1. Maka ketika 1 dibagi 0 hasilnya unlimited atau tak terhingga. Maka energi kita, motivasi kita, dan tujuan kita menjadi tak terhingga. Kita akan menjadi manusia yang maksimal dalam memanfaatkan kompetensi yang kita miliki.”
Perempuan dari Jurusan Management Business semester 5 itu mengucapkan terimakasih kepada kampus tercintanya ESQ Business School serta pendirinya, Ary Ginanjar Agustian, karena ia bisa diberikan kesempatan untuk mendapatkan kurikulum yang namanya The EBS Way, sehingga ilmunya bisa ia sebarkan lebih luas lagi.
“The EBS Way adalah kurikulum berbasis pendidikan karakter yang diterapkan di ESQ Business School. Kita bisa lihat di sini, kalau di kampus lain hanya memiliki atapnya saja yaitu business and professional competencies, technical competencies, core competencies. Dan suatu saat terjadi guncangan maka atap ini akan runtuh semua,” paparnya sambil menunjukkan sebuah gambar (melalui power point yang ditampilkan lewat infocus) seperti rumah yang dilengkapi dengan atap, tiang serta fondasi.
Menurutnya, ada perbedaan perbedaan dari kampus lain dengan ESQ Business School. Jika di ESQ Business School, tak hanya ‘atap’ yang diajarkan namun dilengkapi dengan 5 tiang dan juga fondasi. 5 tiang itu adalah Integrity, passion, creativity, humility, professionalism.
“5 tiang itu senantiasa di tanamkan dan diterapkan oleh mahasiswa ESQ Business School dan juga para dosennya. Kami percaya EBS way ini akan berguna untuk kami baik dalam dunia kerja ataupun dimasyarakat. Selanjutnya adalah fondasi, inilah hal terpenting dalam sebuah pendidikan yaitu religious dan nasionalism. Inilah hal yang nomor 1 bagi ESQ maupun EBS,” tutupnya.
Nuha berharap paparannya ini bisa memberikan insight untuk tenaga pendidik. Serta diserap oleh para Guru BK sehingga bisa disebarkan bahkan diaplikasikan kepada murid muridnya.
Sebagai informasi, ESQ Business School menyiapkan sebuah model untuk membangun manusia yang disebut dengan The EBS Way. Sebuah rumah yang sempurna memiliki fondasi, tiang dan atap.
Demikian halnya dalam membangun manusia, kita perlu menyiapkan fondasi, tiang dan atap. Fondasi yang kita bangun adalah Belief, tiangnya adalah Values dan atapnya adalah Competency.
“Kecerdasan Interlektual (IQ) yang kita miliki hanya berpengaruh 20% bagi kesuksesan kita. Sedangkan 80% adalah karena faktor kekuatan lain yaitu kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Inilah kecerdasan yang selama ini dilupakan orang!” Kata Ary Ginanjar Agustian.